Antroposentrisme

Apa itu Antroposentrisme:

Antroposentrisme adalah doktrin filosofis yang menempatkan sosok manusia sebagai "pusat dunia", menekankan pentingnya umat manusia dibandingkan dengan hal-hal lain yang membentuk Semesta.

Dari sudut pandang antroposentrisme, yang dianggap sebagai "ilmu manusia", manusia bertanggung jawab atas semua tindakan mereka, baik itu budaya, sosial, filosofis atau historis, misalnya.

Dengan demikian pandangan antroposentris berpendapat bahwa dunia, seperti semua hal di dalamnya, memiliki manfaat lebih besar bagi manusia. Doktrin ini menciptakan kemandirian manusia dari figur ilahi, yang selama berabad-abad dominan di hampir seluruh dunia.

Antroposentrisme muncul di Eropa, dengan Heliocentrisme dan Humanisme Copernicus menjadi dua landmark utamanya. Menurut Nicolaus Copernicus (1473 - 1543), Bumi berputar mengelilingi Matahari dan bukan sebaliknya, seperti yang dipikirkan saat itu.

Teori Copernicus benar-benar menentang model geosentris yang menjadi ciri Teosentrisme, dan didukung oleh Gereja Katolik pada waktu itu.

Secara etimologis, kata antroposentrisme berasal dari kata Yunani antropos, yang berarti "manusia, " dan kentron, yang berarti "pusat".

Pelajari lebih lanjut tentang Humanisme.

Antroposentrisme dan Teosentrisme

Keduanya adalah konsep antagonistik. Tidak seperti antroposentrisme, teosentrisme terdiri dari gagasan bahwa "Tuhan adalah pusat dunia . " Ini adalah konsep yang sangat hadir selama Abad Pertengahan, ketika agama memberikan pengaruh besar pada masyarakat.

Proses transisi antara teosentrisme dan antroposentrisme dimulai antara abad ke-15 dan ke-16, dengan munculnya humanisme Renaisans dan gerakan-gerakan lain yang dipimpin oleh para filsuf, cendekiawan, dan seniman.

Perubahan dari theosentrisme ke antroposentrisme masih mewakili beberapa perubahan sosial, seperti penggantian model feodalis untuk kapitalisme merkantilis, awal navigasi yang hebat, dan transisi dari Abad Pertengahan ke Zaman Modern.

Pelajari lebih lanjut tentang Teosentrisme.