Ambiguitas

Apa itu Ambiguitas:

Ambiguitas adalah kualitas atau keadaan dari apa yang ambigu, yaitu apa yang dapat memiliki lebih dari satu makna atau makna .

Ambiguitas dapat menghadirkan sensasi keragu-raguan, keraguan, ketidaktepatan, ketidakpastian, dan ketidakpastian.

Contoh: " Saya tidak tahu apakah saya suka dingin atau panas ". " Aku tidak tahu apakah aku akan pergi atau tinggal ."

Ambiguitas dapat berupa kata-kata, frasa, ungkapan, atau kalimat lengkap. Ini cukup berlaku dalam teks-teks konten sastra, puitis atau lucu, tetapi harus dihindari dalam teks-teks ilmiah atau jurnalistik, misalnya.

Ambiguitas juga merupakan kata benda yang menyebutkan kurangnya kejelasan dalam ekspresi. Contoh: " Peter memberi tahu temannya bahwa dia telah tiba ." (Siapa yang datang? Pedro atau temannya?).

Ambiguitas Leksikal dan Struktural

Ekspresi atau teks yang ambigu dapat muncul dengan dua cara: ambiguitas struktural dan ambiguitas leksikal.

Struktural menyebabkan ambiguitas karena posisi kata-kata dalam pernyataan, menghasilkan kesalahpahaman maknanya.

Contoh: " Ponsel telah menjadi sekutu manusia yang hebat, tetapi pria itu tidak selalu melakukan semua tugasnya ."

Kata-kata "ini" dan "miliknya" dapat merujuk pada ponsel dan lelaki itu, sehingga sulit untuk secara langsung menafsirkan frasa dan menyebabkan ambiguitas.

Ambiguitas leksikal adalah ketika kata yang diberikan mengasumsikan dua atau lebih makna, seperti halnya dengan polisemi, misalnya.

Contoh: " Bocah itu meminta sepiring pelayan ."

Dalam contoh di atas, kata "hidangan" dapat merujuk ke objek tempat makanan diletakkan atau jenis makanan.

Ambiguitas atau amfologi

Dalam tata bahasa, ambiguitas, atau amfibologi, semua itu adalah makna ganda yang disebabkan oleh konstruksi kalimat yang buruk.

Fungsi ambiguitas adalah untuk menyarankan makna yang berbeda untuk pesan yang sama. Itu adalah kiasan dan konstruksi.

Meskipun berfungsi sebagai sumber daya gaya, ambiguitas juga bisa menjadi kecanduan bahasa, yang berasal dari buruknya penempatan kata dalam kalimat. Dalam hal ini, itu mengkompromikan makna kalimat.

Contoh:

" Mary makan manis dan adiknya juga . " (Maria makan manis, dan saudara perempuannya juga).

" Mereka membunuh babi pamanku . " (Mereka membunuh babi milik pamanku).

" Penjaga menghentikan tersangka di rumahnya . " (Di rumah siapa: penjaga atau tersangka?).

Ambiguitas dan Polisemi

Fakta bahwa sebuah kata memiliki banyak makna juga disebut polisemi.

Kata "lilin", misalnya, dapat merujuk pada lilin dengan perahu, lilin (yang berfungsi untuk menerangi), atau mungkin konjugasi kata kerja velar, yang berarti "waspada."

Pelajari lebih lanjut tentang arti polisemi dan 6 Contoh Ambiguitas.