Rhinitis

Apa itu Rinite:

Rhinitis adalah peradangan pada mukosa selaput hidung, yang ditandai dengan gejala seperti sumbatan hidung, rinore, bersin, pruritus dan penurunan bau (hyposmia).

Kata "rinitis" berasal dari kata Yunani badak = hidung, ditambah sufiks itis, yang merujuk pada proses peradangan.

Rhinitis dapat diklasifikasikan menurut kriteria klinis, frekuensi dan intensitas gejala, sitologi hidung, dan faktor etiologi.

Tergantung pada durasinya, mereka dapat diklasifikasikan sebagai akut, subakut dan kronis . Namun, klasifikasi etiologi dianggap yang paling memadai karena berkaitan langsung dengan terapi.

Klasifikasi rhinitis menurut faktor etiologi:

  • Rinitis Menular

    • Virus;
    • Bakteri;
    • Jamur;
  • Rinitis alergi;
  • Rinitis non-alergi
    • Diinduksi obat;
    • Hormon;
    • Rinitis eosinofilik non-alergi;
    • Rinitis idiopatik;
    • Rinitis neurogenik;
    • Rinitis atrofi;
    • Rhinitis terkait dengan refluks gastroesofagus;
  • Lainnya
    • Rhinitis campuran;
    • Rinitis kerja;
    • Rinitis alergi lokal.

Rhinitis alergi

Rinitis alergi didefinisikan sebagai peradangan pada selaput hidung, dimediasi oleh antibodi IgE, setelah terpapar alergen. Ini ditandai dengan gejala seperti:

  • Obstruksi hidung;
  • Aliran air yang encer (pelepasan lendir hidung yang memburuk);
  • Bersin;
  • Pruritus hidung.

Rinitis alergi diklasifikasikan berdasarkan durasi (intermiten atau persisten) dan beratnya gejala, termasuk aspek kualitas hidup pasien.

Rinitis Alergi Berselang

Gejalanya berlangsung kurang dari 4 hari per minggu selama 4 minggu atau kurang.

Rhinitis alergi persisten

Gejalanya berlangsung lebih dari 4 hari per minggu selama 4 minggu atau lebih.

Rhinitis Alergi Ringan

  • Tidur normal;
  • Aktivitas normal (olahraga, rekreasi, bekerja, sekolah);
  • Gejalanya tidak mengganggu.

Rhinitis Alergi Sedang - Parah

  • Gangguan tidur;
  • Aktivitas yang dilakukan (olahraga, rekreasi, bekerja, sekolah);
  • Gejalanya mengganggu.

Perawatan rinitis alergi termasuk langkah-langkah pengendalian lingkungan untuk menghindari kontak dengan alergen dan obat-obatan untuk mencegah atau menghilangkan gejala. Vaksin atau imunoterapi juga dapat diindikasikan untuk mencegah kejang lebih lanjut.