Kognisi

Apa itu Pengakuan:

Kognisi adalah kemampuan untuk memproses informasi dan mengubahnya menjadi pengetahuan, berdasarkan pada seperangkat keterampilan mental dan / atau otak seperti persepsi, perhatian, asosiasi, imajinasi, penilaian, penalaran, dan memori.

Informasi yang akan diproses ini tersedia di lingkungan tempat kami tinggal.

Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa kognisi manusia adalah interpretasi otak dari semua informasi yang dipahami oleh panca indera, dan konversi interpretasi itu menjadi bentuk batin kita.

Apa itu proses kognitif?

Proses kognitif terdiri dari urutan peristiwa yang diperlukan untuk pembentukan setiap konten pengetahuan melalui aktivitas pikiran. Ini dikembangkan dari bayi sampai tahap penuaan.

Fungsi kognitif memainkan peran kunci dalam proses kognitif dan bekerja bersama sehingga kita dapat memperoleh pengetahuan baru dan menciptakan interpretasi. Beberapa fungsi kognitif utama adalah: persepsi, perhatian, ingatan, berpikir, bahasa dan pembelajaran.

Kognisi dalam psikologi

Pengakuan muncul sebagai salah satu cabang penelitian psikologi pada awal 1960-an. Sekitar paruh kedua abad ke-19 meninggalkan bidang filsafat dan mulai eksis dengan sendirinya.

Meskipun beberapa area seperti neurologi dan antropologi telah mempelajari kognisi, psikologi kognitif telah mampu membangun hubungan langsung antara kognisi dan perilaku.

Kognisi dalam mempelajari perilaku manusia

Perilaku adalah kombinasi dari kapasitas individu seseorang dengan serangkaian reaksi terhadap interaksi dengan lingkungan di sekitarnya.

Pentingnya kognisi dalam studi ilmiah tentang perilaku manusia adalah untuk membantu, melalui psikologi kognitif, untuk memahami proses mental yang membentuk dasar bagi pembentukan perilaku dan perkembangan intelektual individu.

Donald Broadbent, seorang psikolog Inggris berpengaruh, membandingkan proses mental dengan fungsi perangkat lunak pada komputer:

input> representasi> perhitungan atau pemrosesan> keluaran

Pelajari lebih lanjut tentang perilaku.

Pentingnya kognisi dalam pembelajaran

Karena terdiri dari proses yang terjadi ketika seseorang mengetahui sesuatu, kognisi juga berkaitan langsung dengan pembelajaran.

Belajar adalah proses kognitif di mana informasi baru ditambahkan ke pengetahuan seseorang, yaitu proses yang menghasilkan pengetahuan yang diperoleh.

Salah satu titik penghubung utama antara kognisi dan pembelajaran adalah motivasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa semakin besar rangsangan kognitif dari lingkungan di sekitar individu, semakin ditekankan akan pembelajaran perilaku baru.

Selain rangsangan alami yang diterima oleh otak dari lingkungan sekitar seseorang, kognisi juga dapat dikembangkan dan distimulasi. Proses ini disebut stimulasi kognitif .

Stimulasi kognitif bertujuan untuk meningkatkan fungsi kognitif seperti memori, penalaran, pemecahan masalah, dll. Stimulasi ini dapat terjadi melalui latihan pemecahan masalah, bermain game dan aktivitas, tebak kata dan bahkan latihan fisik.

Baca lebih lanjut tentang belajar.

Teori kognitif

Teori kognitif diciptakan oleh Jean Piaget Swiss dan menjelaskan perkembangan kemampuan kognitif dalam proses akuisisi pengetahuan manusia.

Kapasitas kognitif adalah kapasitas yang harus ditafsirkan individu, untuk berasimilasi, dan berhubungan dengan rangsangan lingkungan sekitarnya dan dengan esensinya sendiri.

Teori kognitif mempertahankan gagasan bahwa konstruksi manusia terjadi secara bertahap, terutama dalam perjalanan hidup anak-anak dan dibagi dalam 4 tahap:

  • Motor sensorik (24 bulan): anak mencari kontrol motorik dan belajar tentang apa yang mengelilinginya.

  • Preoperatif (2 - 7 tahun): tahap di mana bahasa lisan muncul. Namun, pemikiran dan bahasa sebagian besar terkait dengan momen saat ini dan peristiwa konkret.

  • Operative concrete (7 - 11/12 tahun): mulai dari kapasitas untuk menggunakan konsep angka dan hubungan. Fase reduksi egosentrisme dan sosialisasi bahasa. Dalam periode ini juga dimungkinkan untuk melihat interaksi yang lebih besar dengan orang lain dan kapasitas untuk memperhitungkan sudut pandang orang lain.

  • Operasional formal (12 tahun): inisiasi ke penalaran logis dan sistematis. Dalam fase ini pemikiran abstrak sudah didefinisikan. Pengurangan tidak lagi harus didasarkan pada objek konkret. Mengelompokkan bersama dan merencanakan tindakan kolektif adalah yang paling penting. Individu mulai, pada periode ini, untuk dapat membuat hipotesis untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah.

Apa itu sistem kognitif?

Sistem kognitif mencakup sistem alami atau buatan untuk memproses informasi tentang perilaku seseorang terhadap manusia lain dan lingkungan sekitarnya.

Ini adalah subjek studi di mana berbagai ilmu bersilangan, terutama komputasi dan ilmu saraf.

Kita dapat mengatakan bahwa sistem kognitif adalah evolusi kecerdasan buatan karena ia memiliki kemampuan untuk belajar, memproses dan menafsirkan informasi dalam suatu konteks, seperti halnya manusia.

Lihat lebih lanjut tentang arti kognitif.

Kognisi dalam proses perdata

Dalam dunia hukum, kognisi diterapkan melalui pengetahuan yang terdiri dari investigasi fakta untuk mendefinisikan kalimat.

Menurut studi profesor São Paulo Kazuo Watanabe, kognisi dalam proses sipil dapat dibagi menjadi dua untaian:

Bidang horisontal

Dalam bidang ini, kognisi bisa penuh atau terbatas (parsial). Dengan pengetahuan penuh, yang biasanya merupakan aturan, hakim dapat mengetahui semua pertanyaan para pihak. Dalam kognisi terbatas, hakim tidak diizinkan memiliki pengetahuan lengkap tentang subyek.

Bidang vertikal

Dalam untai kedua ini, kognisi dapat menjadi knalpot (lengkap) atau ringkasan (tidak lengkap). Knalpot kognisi merenungkan studi yang sangat rinci dan rinci tentang bukti dan tuduhan dan akhirnya menimbulkan penilaian kepastian. Dalam ringkasan kognisi, putusan pengadilan dikeluarkan berdasarkan probabilitas.